Framework ITIL dan COBIT
Ø
COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)
COBIT didasarkan atas filosofi bahwa
sumber daya IT membutuhkan pengelolaan untuk menyediakan informasi yang dapat
dipercaya kepada organisasi dalam rangka mencapai tujuannya. Penguasaan IT yang
efektif akan membantu untuk menyakinkan bahwa IT telah mendukung tujuan
perusahaan, mengoptimalkan investasi bisnis pada IT.
Tujuan COBIT adalah menyediakan model
dasar yang memungkinkan pengembangan aturan yang jelas dan praktek yang baik
dalam mengontrol informasi dalam suatu organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuannya.
·
Manajemen
Dengan penerapan COBIT, manajemen dapat terbantu dalam
proses penyeimbangan resiko dan pengendalian investasi dalam lingkungan IT yang
tidak dapat diprediksi.
·
User
Pengguna dapat menggunakan COBIT untuk memperoleh keyakinan
atas layanan keamanan dan pengendalian IT yang disediakan oleh pihak internal
atau pihak ketiga.
·
Auditor
Dengan penerapan COBIT, auditor dapat memperoleh dukungan dalam opini
yang dihasilkan dan/atau untuk memberikan saran kepada manajemen atas
pengendalian internal yang ada.
1.
Control Objectives: Terdiri atas 4
tujuan pengendalian tingkat-tinggi (high-level control objectives ) yang
tercermin dalam 4 domain, yaitu: planning & organization , acquisition
& implementation , delivery & support dan monitoring .
2.
Audit Guidelines: Berisi sebanyak
318 tujuan-tujuan pengendalian yang bersifat rinci (detailed control objectives
) untuk membantu para auditor dalam memberikan management assurance dan/atau
saran perbaikan.
3.
Management Guidelines: Berisi
arahan, baik secara umum maupun spesifik, mengenai apa saja yang mesti
dilakukan.
COBIT
melihat pengendalian dalam tiga dimensi berbeda yaitu Sumber TI, ProsesTI, dan
Kriteria Informasi TI.
Ø
COBIT
·
COBIT adalah framework matang,
pertama kali dirilis pada tahun 1996 oleh Information System Audit and Control
Association (ISACA).
·
Edisi kedua muncul pada
tahun 1998, yang ketiga pada tahun 2000, dan yang terakhir pada edisi keempat.
·
Sekarang CoBIT dipublikasikan
dengan nama ITGI (the IT Governance Institute).
·
COBIT adalah framework untuk
informasi manajemn resiko IT, atau lebih formal, sebuah “kerangka kerja dan
toolset pendukung yang memungkinkan manajer untuk menjembatani kesenjangan
antara kebutuhan pengendalian permasalahan teknis dan risiko bisnis”(ref:
ISACA)
v Kelebihan Cobit:
·
Rahasia
·
Proteksi terhadap informasi yang
sensitif dari akses yang tidak bertanggung jawab.
·
Integritas
·
Berhubungan dengan penyediaan
informasi yang sesuai untuk manajemen.
·
Secara umum dapat dikatakan bahwa
COBIT merupakan sebuah model tata kelola TI yang memberikan sebuah arahan yang
lengkap mulai dari sistem mutu, perencanaan, manajemen proyek, keamanan,
pengembangan dan pengelolaan layanan. Arahan dari COBIT kemudian didetailkan
kembali oleh beberapa model framework sesuai dengan perkembangan keilmuan.
v Kekurangan COBIT
·
COBIT hanya memberikan panduan
kendali dan tidak memberikan panduan implementasi operasional.
·
COBIT hanya berfokus pada kendali
dan pengukuran.
Ø ITIL ( Information Technology
Infrastructure Library)
Pemerintah sebagai regulator, Orang /
pihak di bidang jasa pelayanan IT, organisasi yang menerapkan ITIL, Auditor,
Mitra Bisnis (Investor/konsumen).
ITIL-3 bukanlan sebuah standar tetapi hanya
kerangka yang berisi 8 seri mengenai praktek-praktek terbaik mengenai IT
service management dan distribusi IT service yang berkualitas tinggi. Delapan
seri tersebut adalah sebagi berikut : Software Asset Management, Service
Support, Service Delivery, Planning to Implement Service Management, ICT
Infrastructure Management, Application Management, Security Management,
Business Perspective
Ada 2 dasar konsep ITIL :
1)
Menjaga supaya layanan bisa
digunakan dengan baik oleh user ( service support )
2)
Proses bagaimana cara
mendeliverykan layanan tersebut (service delivery )
Dua karakteristik dasar konsep ITIL adalah sebagai berikut
:
1)
Service management
2)
Customer orientation.
Ø ITIL
·
ITIL adalah sebuah framework yang
mulai dikembangkan sejak tahun 1980 oleh pemerintahan Inggris, untuk kebutuhan
mereka sendiri
·
Dalam beberapa tahun terakhir ini
telah diadopsi secara luas, dan internasional
·
Dapat dikatakan kerangka manajemen
yang paling banyak digunakan IT
·
ITIL mencakup struktur organisasi
dan persyaratan keterampilan untuk organisasi IT dengan menghadirkan seperangkat
prosedur manajemen
·
Ini dimaksudkan untuk menjadi
pemasok independen dan berlaku untuk semua aspek infrastruktur TI.
v Kelebihan ITIL :
·
Memberi deskripsi rinci sejumlah
praktik penting TI dan menyediakan daftar komprehensif tugas dan prosedur yang
didalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan dengan kebutuhannya sendiri
·
ITIL bukan merupakan standard yang
memberikan prescription tetapi lebih kepada merekomendasikan, oleh karena itu
implementasi antara satu organisasi dengan organisasi lain dapat dipastikan
terdapat perbedaan. Dengan demikian kita tidak bisa membandingkan / melakukan
benchmark secara pasti
v Kelemahan ITIL :
·
Kelemahan ITIL antara lain:
buku-buku ITIL sulit terjangkau bagi pengguna non komersial, ITIL bersifat
holistic yang mencakup semua kerangka kerja untuk tatakelola TI, pelaksanaan
pedoman dalam buku ITIL memerlukan pelatihan khusus dan biaya pelatihan atau
sertifikasi ITIL terlalu tinggi.
Ø PERBEDAAN :
·
COBIT dan ITIL adalah standard
yang cakupan areanya adalah menengah ke bawah.
·
COBIT dan ITIL cocok jika
dijadikan sebagai IT management framework.
·
Kerangka kerja COBIT memasukkan
hal-hal berikut ini :
·
Maturity Models
·
Critical Success Factors (CSFs)
·
Key Goal Indicators (KGIs)
·
Key Performance Indicators (KPIs)
·
Kerangka kerja yang digunakan
untuk mengelola infrastruktur teknologi dan informasi dalam suatu organisasi,
dan bagaimana memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pengguna teknologi
informasi.
·
Kerangka kerja digunakan bagi
pemerintahan untuk membantu mereka pada tingkat tertinggi dari organisasi untuk
memahami dan memenuhi kewajiban hukum, peraturan, dan etika mereka dalam hal
penggunaan organisasi mereka ‘IT.
Ø PERSAMAAN :
·
Dijadikan sebagai IT governance
framework
·
memberikan pedoman pada perusahaan
bahwa keputusan-keputusan strategic IT tidak hanya berada pada CIO saja tetapi
juga pada direksi, komisaris dan pemegang-saham.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar